WELCOME TO MY BLOG

Sabtu, 02 April 2011

FISIOTERAPI NAFAS

Fisioterapi nafas adalah : Suatu usaha untuk mengeluarkan secret dari dalam paru – paru atau trachea untuk mempertahankan fungsi otot – otot pernafasa.


Tujuan :
1. Untuk mempertahankan, memeperbaiki dan mencapai keefektifan dari seluruh bagan paru – paru, termasuk relaksasi otot – otot penafasan.
2. Untuk mencegah kolaps dari pada bagian paru – paru yang disesabkan oleh terhambatnya sekresi secret.
3. Menghindari terjadinya broncho pneumonia dan komplikasi lainnya.


Indikasi :
1. PPOM
 Asthma
 Bronchitis Kronis
 Emphysema
2. Pasca operasi Thoraks, system kardiovaskulair
3. Berbaring lama
4. Neuromuskulair dengan reflek batuk menurun
5. Klien yang terganggu alat ventilasi

Kontra Indikasi
1. Kelaianan faal hemastasis
2. Klien dengan tekanan intra cranial meningkat
3. Pre operasi carcinoma paru
4. Hemoptoe

Macam – macam fisioterapi nafas
1. Latihan pernafasan (Breathing Excersice)
2. Menepuk – nepuk dada (Clapping)
3. Pre operasi carsinome paru
4. Hemoptoe

Persiapan klien dan alat
1. Klien dibeitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi klien sesuai dengan daerah mana yang akan dilakukan fisioterapi nafas
3. Stetoscope
4. Bantal
5. Handuk
6. Bedak talk


A. Latihan pernafasan (Breathing Exersice)
Tujuan :
Membantu melancarkan pengeluaran secret dan merangsang terjadinya batuk serta mendapatkan pengembangan yang maksimal dari pada bagian paru – paru yang terkena penyakit.

Batuk Latihan :
 Pernafasan diafragma
Melatih klien bagaimana caranya bernafas dalam, dengan menggunakan diafragma. Caranya
a. Klien disuruh menarik nafas lewat hidung, kemudian disuruh menghembuskan nafas lewat mulut secara pelan – pelan.
b. Klien disuruh bernafas dalam seperti pada point “a” dengan frekwensi 5 – 20 kali tarikan / hembusan nafas, lalu dibatukkan.
c. Latihan nafs dilakukan setiap 1 – 2 jam.

 Batuk
Tujuan dari latihan batuk untuk mengeluarkan benda asing dai dalam saluran pernafasan secara efisien termasuk mengeluarkan secret dari traktus respiratorius. Pada batuk yang produktif, pengeluaran dari mucus dan debu – debu yang lain dari batang tracheal yang harus dikeluarkan. Kadang – kadang sangat penting untuk menghindari ketahanan untuk klien yang sesak nafas kronis dan yang memerlukan tenaga lebih banyak untuk bernafas. Faktor – faktor yang menunjang terjadinya batuk yang adekwat adalah :
 Susunan saraf pusat yang intake
 Kemampuan menarik nafas dalam dan menghembuskan keluar dengan cepat (minimal 2x minute volume)
 Fungsi glottis yang normal
 Kekuatan otot dinding depan abdomen yang cukup

B. Menepuk – nepuk dada (Clapping)
Tujuan :
Untuk membantu mendorong dalam mengeluarkan secret didalam paru - paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat (Gravitasi). Teknik ini dilakukan dengan menepuk nepukkan tangan dalam posisi tertelungkup.

Catanya :
a. Menepuk – nepuk pada dinding thorak klien (± 30 menit satu kali fisioterapi nafas).
b. Penepukan dapat membuat secret terlepas, sehingga udara dapat mesuk ke paru – paru dan secret biasa keluar kearah bronchus dan trachea, lalu klien disuruh batuk.
c. Pada waktu penepukan perhatikanlah keadaan umum klien dan reaksi klien.
d.

C Menggetarkan (Vibrating)
Tujuan :
 Merangsang terjadinya batuk
 Membantu melancarkan pengeluaran secret

Caranya :
a. Klien disuruh bernafas diafgragma
b. Letakkan kedua tangan diatas dinding thorak pada waktu klien mengeluarkan nafas, kita lakukan tindakan menggetarkan tangan (vibrating)
c. Setelah dilakukan vibeasi sebanyak 3 – 4 kali, lalu klien disuruh batuk.

Perhatikan !
Tindakan ini adapt dilakukan dengan menggunakan alat vibrilator (memakai tenaga listrik).
Cegah terjadinya kerusakan tulang iga dan organ – organ didalamnya
Perhatikan klien jangan sampai kesakitan

D. Posisi Drainage
Tujuan :
a. Dengan posisi drainage , tidak akan terjadi penimbunan secret didalam paru – paru
b. Mencegah terhambatnya saluran bronchus, dengan demikian mencegah kolap dari paru – paru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Perubahan posisi dapat menyebabkan turunnya tekanan darah pada klien – klien dengan hemodinamik yang belum stabil.
b. Penempatan posisi klien yang diperlukan hanya dilakukan sejauh tidak ada kontra indikasi dari penyakit dasarnya.
Misalnya : harus disesuaikan dengan prinsip perubahan posisi klien dengan trauma belakang dan trauma kepala.
c. Sebaiknya dilakukan sebelum waktu makan. (Jangan pada perut yang pebuh)

Dokumentasi :
Setelah selesai melakukan prosedur tindakan, untuk evaluasi perkembangan klien diperlukan pencatatan seperti dibawah ini :
 Suara nafas
 Frekwensi nafas
 Batuknya efektif / tidak
 Jumlah pruksi sputum
 Warnanya (kuning, kuning hijau, merah, jernih)
 Konsentrasi (kental, encer)
 Reaksi klien selama dilakukan tindakan

0 comments:

Syahadatan

Anda Adalah Pengunjung Ke :

Menurut kamu...Apakah Perawat semuanya harus menguasai IT dan Bahasa Asing ( Bhs. inggris )

kompetisi Blog IT Ners

ITNCBC 2010







[
]

Terima Kasih






Template by - Usman ohorella - 2010 - layout4all