WELCOME TO MY BLOG

Minggu, 09 Mei 2010

Child Abuse N Child Neglet

A. PENGERTIAN
1 Child ebuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani yang keras, yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian suatu badan dan menghasilkan pelayanan yang melindungi anak tersebut. Malnutrisi, kelaparan dan penyalahgunaan seksual tidak termasuk. (Deisboro, 1963)
2 Perlakuan salah terhadap anak adalah termasuk penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak. (David Gil, 1973)
3 Fontana(1971) mendefinisikan lebih luas lagi dimana malnutrisi dan menelantarkan anak sebagai stadium awal dari perlakuan salah dan penganiayaan fisik berada pada stadium akhir yang paling berat dari perlakuan salah orang tua/pengasuhnya.
4 Child ebuse dan child negleck adalah perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga menyalahgunakan seksual. (Laporan Hukum USA)
Dari beberapa pebgertian tersebut diatas dapat disimpulkan :
 Child Ebuse
- Suatu bentuk penyerangan secara fisik atau melukai anak.
- Setiap tindakan yang mempengaruhi perkerbangan anak, sehingga tidak optimal lagi.
- Termasuk malnutrisi, menelantarkan anak sebagai stadium awal dari syndrom perlaukan salah dan penganiayaan fisik berada pada stadium akhir yang paling berat oleh orang tau/pengasuh.
 Child Negleck
- Suatu bentuk penyiksaan terhadap anak yang lebih bersifat pasif, yakni ketiadaan perhatian secara emosional, sosial dan fisik yang selayaknya diterima oleh anak dari orang tuanya.
- Pengabaian perawatan dan asuhan terhadap anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembanagannya

Jadi Child Abuse dan Child Negleck adalah perlaukan salah terhadap fisik dan emsoi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual.

B. KLASIFIKASI
Perlaukan salah terhadap anak, dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Dalam keluarga :
• Penganiayaan fisik
• Kelalaian/penelantaran anak
• Penganiayaan emosional
• Penganiayaan seksual
• Sindrom Munchausen
2. Di luar keluarga :
• Didalam institusi/lembaga
• Ditempat kerja
• Dijalan
• Dimedan perang

Bentuk perlakuan salah pada anak :
 Penganiayaan fisik
Cedera fisik sebagai akibat hukuman badan diluar batas, kekejaman atau pemberian racun.
 Kelalaian
Kelalaian ini selain tidak disengaja, juga akibat dari ketidaktahuan atau kesulitan ekonomi.
 Penganiayaan emisonal
Ditandai dengan kecaman kata-kata yang merendahkan anak, atau tidak mengakui sebagai anak. Keadaan ini sering berlanjut dengan melalaikan anak, mengisolasi anak dari lingkungannya, atau menyalahkan anak secara terus-menerus.


 Penganiayaan seksual
Mengajak anak untuk melakuakan aktifitas seksual yang melanggar norma-norma sosial yang berlaku dimasyarakat, dimana anak tidak memahami/tidak bersedia. Aktifitas seksual dapat berupa semua bentuk oral genital, genital, anal atu sodomi.
 Syndrom Munchausen
Syndrom ini merupakan permintaan pengobatan terhadap penyakit yang dibuat-buat dan pemberian keterangan palsu untuk menyokong tuntutan.

C. FAKTOR RISIKO
 Riwayat penganiayaan pada masa anak-anak, kelalaian, kehilangan orang tua
 Kurangnya pengetahuan mengenai keterampilan-keterampilan menjadi orang tua.
 Perselisihan perkawinan, kesibukan orang tua
 Kekerasan antar suami istri
 Perpisahan orang tua
 Orang tua denagn sakit kronik
 Penyalahgunaan zat pada orang tua
 Keluarga campuran
 Orang tua remaja
 Prematuritas bayi
 Perkembangan lambat pada anak
 Isolasi sosial

D. AKIBAT YANG DITIMBULKAN
1) Akibat Pada Fisik Anak
o Lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang, perdarahan retina akibat subdural hematom dan keruskan organ lain.
o Cacat sebagai akibat trauma, misalnya jaringan parut, kerusakan syaraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan cacat lainnya.
o Kematian, penelitian mengatakan bahwa anak yang mengalami perlakuan salah secara badani, ada kecenderungan untuk mengulanginya secara berulang-ulang jika tidak dilakukan suatu intervensi.
2) Akibat pada tumbuhkembang anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dari anak yang normal yaitu :
o Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak-anak sebayanya yang tidak mendapat perlakuan yang sama.
o Perkembangan kejiwaan mengalami gangguan, yaitu :
- Kecerdasan
Penelitian menyatakan terdapat keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahasa dan motorik. Retardasi mental sebagai akibat dari trauma langsung pada kepala juga malnutrisi. Keterlambatan akibat kurangnya stimulasi dari lingkungan karena gangguan emosi.
- Emosi
Gangguan emosi pada perkembangan konsep diriyang positif dalam mengatasi sikap agresif, hubungan sosial dengan orang lain termasuk kemampuan percaya diri. Pseudomaturitas anak menjadi permusuhan atu agresif dengan orang dewasa atau menarik diri atau menjauhhi pergaulan, anak suka mengompol, hyperaktif, kesulitan belajar, gagal sekolah, sulit tidur.
- Konsep diri
Anak merasa dirinya jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktivitas, bahkan ada yang mencoba bunuh diri.
- Agresif
Perlakuan anak secara badani, lebih agresif terhadap teman sebayannya, sering tindakan agresif tersebut meniru tindakan orang tuanya atau mengalihkan perasaan agresifnya kepada teman sebayannya sebagai hasil miskinnya konsep diri.


- Hubungan sosial
Anak-anak ini kurang sering dapat bergaul dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa, mereka sering menggagu orang dewasa dengan melempari batu atau perbuatan kriminal lainnya.

3) Akibat pada penganiayaan seksual
Tanda-tanda dari penganiayaan seksual :
o Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri perineal, adanya sekret vagian, nyeri dan perdarahan anus.
o Tanda gangguan emosi, misalnya konsetrasi berkurang, anuresis, enkopresis, anoreksia atau perubahan perilaku.
o Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan umumnya.
4) Syndrom Munchausen
- Gejala yang tidak biasa atau tidak spesifik.
- Gejala terlihat hanya kalu ada orang tuanya
- Cara pengobatan oleh orang tuanya yang luar biasa.
- Tingkah laku orang tua yang berlebihan.
5) Anak akan melakukan hal yang sama pada anak-anaknya kelak dikemudian hari.

E. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian penganiayaan dan kelalaian harus terus menerus dan merupakan bagian integral dari pengkajian kesehatan secara keseluruhan. Temuan yang menunjukkan penganiayaan harus didokumentasikan dan dilaporkan secara jelas.




Indikator Penganiayaan dan Pelalaian Pada Anak
a) Penganiayaan dan pelalaian Emosional
 Gagal tumbuh (kesulitan dalam pemberian makan, BB dan TB rendah/tidak normal. Pertumbuhan gigi terhambat, kelambatan perkembangan, pasif).
 Gangguan bicara
 Enuresis
 Gangguan tidur
 Keluhan psikomatik (sakit kepala, mual nyeri abdomen)
 Tingkah Laku merangsang diri sendiri
 Kurang cemas terhdap orang lain (bayi)
 Menarik diri, ketidakacuhan
 Hambatan dalam bermain
 Tingkah laku anti sosial
 Usaha bunuh diri
b) Penganiayaan dan pelalaian fisik
 Memar, fraktur, laserasi dan abrasi
 Lecet, mungkin karena gesekan, pencelupan ( lokasi pada telapak kaki, telapak tangan, bokong dan punggung)
 Cedera kimiawi
 Gagal tumbuh
 Tanda-tanda malnutrisi
 Kebutuhan yang diabaikan (kaca mata, cedera fisik)
 Higiene fisik yang buruk (ruam akibat popok, rambut kotor, bau badan yang tidak enak)
 Sering mengalami cedera berkaitan dengan kelalaian
 Kecemasan dan ketakutan yang tidak biasa terhadap orang dewasa
 Tingkah laku yang berlebihan (menggigit, memukul, mencuri)
 Sering bolos sekolah
 Tiba lebih awal disekolah dan pulang lebih lambat
 Bodoh, letargi, tidak aktif
 Meminta dan mencuri makanan
c) Penganiayaan Seksual
 Memar, perdarahan, atau laserasi pada organ genitalia dan anus
 Pakaian dalam ternoda atau ada bercak darah
 Sulit berjalan dan atau duduk
 Rabas vagina dan penis
 Infeksi vagina yang berulang
 Nyeri saat miksi
 Kehamilan pada remaja wanita
 Menarik diri
 Keasyikan dengan fantasi
 Tingkah laku dan pengetahuan seksual terlalu cepat atau tidak lazim
 Perubahan tingkah laku tiba-tiba (mimpi buruk, ketakutan, fobia ansietas takut)
 Perubahan kepribadian yang nyata
 Hubungan dengan teman sebaya buruk
 Mengasingkan diri
 Pikiran atau usaha bunuh diri
 Penyalahguanaan alkohol dan obat

2. Diagnosa Keperawatan
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan, asupan protein dan kalori tidak adekuat.
 Gangguan komunikasi; verbal berhubungan dengan ketakutan, hubungan keluarga yamh tidak berfungsi, isolasi sosial, menyangkal.
 Kiping keluarga tidak efektif berhubungan dengan riwayan penyalahgunaan seksual, stressor multiple, maturitas orang tua, kelalaian orang tua pada anak.
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan komunikasi yang tidak berfungsi
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelalaian, penyalahgunaan fisik/seksual
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan denaga kekurangan kalori protein, kelalaian kurang perhatian, stimulasi yang kurang
 Ketakutan berhubungan dengan hubungan keluarga yang tidak berfungsi.
 Infeksi berhubungan dengan hubungan seksual yang tidak tepat, cedera.
 Gangguan konsep diri; citra diri harga diri, penampilan peran identitas diri berhubungan dengan hubungan keluarga tidak harmonis, penyalahgunaan fisik/seksual.

3. Intervensi Keperawatan.
 Kaji cara perawatan anak yang dicurigai dan bandingkan hal tersebut dengan anggota keluarga yang lain untuk mengidentifikasi adanya perbedaan.
 Kaji interaksi anak-orang tua dan dengarkan adanya perbedaan perasaan yang diekspresikan oleh orang tua.
 Berikan perawatan dan dukungan yang konsisten terhadap orang tua.
 Evaluasi keamanan perawatan yang dilakukan orang tua, berikan penghargaan kepada orang tua yang berperilaku baik.
 Lakukan diskusi dengan orang tua secara tersendiri untuk memberikan perhatian lebih.
 Kaji kebutuhan pemindahan anak dari rumah, baik untuk sementara atau seterusnya.
 Bantu anak memahami situasi yang terjadi dan berikan penjelasan mengaenai mengapa ia belum diperbolehkan pulang kerumah orang tuanyan dengan cara yang tidak menghakimi.
 Pantau dengan cermat perkembangan anak yang dipulangkan kerumah dan pastikan bahwa pola tekanan dan pentiksaan tidak terulang.
 Dukung latihan untuk orang tua mengenai bagaimana menjadi orang tua yang baik.
 Jelaskan kepada orang tua mengenai tumbuh kembang anak yang normal, termasuk kebutuhan akan ikatan dan sentuhan.
 Kaji status nutrisi anak, termasuk BB dan TB, berikan makanan tambahan untuk mendukung nurtisi yang adekuat.
 Dukung konselin baik terhadap orang tua maupun anak.
 Laporkan semua kasus kelalaian kepada penegak hukum.
 Anjurkan kepada anak untuk mengenal lingkungan sekitar yang merupakan resiko terjadinya penganiayaan seksual dan ajarkan respon yang asertif.


4. Penatalaksanaan Secara Umum
Karena perlakuan yang salah ini sebagai akibat dari sebab yang kompleks, maka perlu penanganan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter anak, psikiater psikolog, pekerja sosial, ahli hukum, pendidikan dan lain-lain.
Dibawah ini cara penaganan menurut Newberger dikutip dari (Ryder 1983) yang terdiri dari tiga aspek pokok tang harus diperhatikan, yaitu :
1. Tahap-tahap dalam mengelola perlakuan salah terhadap anak.
2. Pertimbangan utama
3. intervensi untuk melindungi anak dan menolong keluarga.

0 comments:

Syahadatan

Anda Adalah Pengunjung Ke :

Menurut kamu...Apakah Perawat semuanya harus menguasai IT dan Bahasa Asing ( Bhs. inggris )

kompetisi Blog IT Ners

ITNCBC 2010







[
]

Terima Kasih






Template by - Usman ohorella - 2010 - layout4all