WELCOME TO MY BLOG

Senin, 10 Mei 2010

Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Peserta Didik

Meningkatkan kepercayaan diri anak-anak peserta didik dimulai dari menghargai bahwa rasa percaya diri berasal dari dalam. Sumber kepercayaan diri adalah yakin pada diri sendiri. Agar dapat mengetahui caranya menanamkan kepercayaan itu pada anak-anak peserta didik kita, pertama-tama kita perlu memahami bagaimana keyakinan mereka mempengaruhi perilaku mereka.
Keyakinan umumnya berarti apa yang kita terima sebagai kebenaran. Ini termasuk asumsi, kesimpulan dan prediksi. Kunci utama dari suatu keyakinan adalah bahwa keyakinan tersebut memberi kepuasan bagi diri sendiri. Henry Ford pernah berkata, “Jika Anda percaya Anda bisa atau Anda tidak bisa, Anda mungkin benar.” Ketika seorang anak percaya bahwa ia bisa melakukan suatu tugas, maka dia lebih cenderung sukses. Kritik sama sekali tidak punya tempat dalam membesarkan anak-anak peserta didik yang percaya diri, bahkan kritik yang membangun pun tidak.
Secara ringkas, berikut ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan percaya diri anak-anak peserta didik peserta didik :
o Dorong mereka untuk percaya pada diri mereka sendiri. Buatlah mereka terbiasa mengatakan, “Ya, saya bisa melakukannya!”
o Pisahkan dan taklukkan. Memilah tantangan ke langkah-langkah yang lebih kecil dan membangun momentum untuk kesuksesan yang pertama.
o Bimbing mereka untuk mengetahui ketakutan mereka dan menantang asumsi-asumsi yang mendasarinya.
o Menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk mencoba hal-hal baru.
o Beri perhatian saat mereka melakukan hal yang benar dan segera memberi pengakuan
o Jangan memberi kritik.
o Bersikaplah percaya diri dan membimbing dengan memberi contoh..
B. Budaya belajar
Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
• Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
• Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
• Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
• Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
• Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
• Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
• Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Adapun tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar yang bisa dianjurkan pada peserta didik adalah ::
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi akan membuat kita pun gemar belajar. Maka kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita.
• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, belajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
• Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
• Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya
• Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi anda belajar dan meraih prestasi.
C. Perilaku kreatif dan inovatif
Kreativitas siswa masih merupakan potensi yang masih harus dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan informal (Munandar, 1995).
Pengembangan kreativitas seperti halnya dalam pengembangan aspek intelegensi yang lain, ternyata sangat sukar apabila dilakukan hanya dengan latihan-latihan berpikir
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang, menurut Munandar terdiri dari
a. Aspek kognitif : terutama kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan (intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan.
b. Aspek kepribadian (yang saling berinteraksi) : meliputi dorongan ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, sifat asertif, dan keberanian mengambil resiko.
Seseorang yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukkan beberapa ciri, diantaranya yakni
a. selalu ingin tahu atau memiliki dorongan ingin tahu yang kuat (Munandar, 1985, 1995).
b. Memiliki harga diri dan percaya diri yang tinggi (Butcher, 1973; David & Bull, 1978; Munandar, 1995).
c. Memiliki sifat mandiri atau independen (Kuwato, 1996).
d. Memiliki sifat asertif (berani berpendapat),
e. Keberanian mengambil resiko atau berani mencoba (Kuwato, 1996).
Media kreatif
Sebenarnya ada banyak aktivitas pengembangan potensi kreatif alamiah pada anak-anak peserta didik yang bisa dipupuk melalui berbagai kegiatan, yaitu
a. Sosio-drama : dimana anak-peserta didik bisa memainkan peran-peran tertentu. Juga melalui games, dongeng, musik dan menyanyi.
b. Permainan manipulatif (permainan membentuk),
c. Permainan reseptif dengan TV, VCD, computer
d. Permainan ilusi (dengan berfantasi atau berkhayal).
e. Stimulasi mental sangat dibutuhkan untuk pengembangan imajinasi dan pemupukan bakat kreatif anak sejak dini, dan stimulasi mental dapat diberikan dengan menyediakan beberapa media kreatif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan media kreatif adalah :
1. Tidak perlu rumit dan mahal, sebab semakin rumit suatu media, semakin kurang kelenturan pengembangan imajinasi kreatif anak.
2. Diupayakan dari material yang tahan lama dan tidak mengganggu kesehatan anak.
3. Disesuaikan dengan tingkat usia anak dan diberi rangsangan agar anak dapat bekerjasama.
4. Berikan dukungan untuk memperkokoh stimulasi mental yang sehat.

3. Penutup
Tulisan ini diniatkan sebagai bahan untuk memperkaya diskusi tentang pengembangan kreativitas dan inovatif anak peserta didik, meningkatkan percaya diri anak peserta didik, serta meningkatkan motivasi belajar anak peserta didik ,, semoga bermanfaat


Resep sukses : Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalas-malasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap."
(--William A. Ward--)

0 comments:

Syahadatan

Anda Adalah Pengunjung Ke :

Menurut kamu...Apakah Perawat semuanya harus menguasai IT dan Bahasa Asing ( Bhs. inggris )

kompetisi Blog IT Ners

ITNCBC 2010







[
]

Terima Kasih






Template by - Usman ohorella - 2010 - layout4all